Selasa, 27 Agustus 2013

MIE KU SAYANG, ANAKKU MALANG


Mie,  Siapa yang tidak kenal mie ???. Mie.... ya mie !!! Sejak dulu hingga sekarang mie menjadi makanan favorit banyak orang, terlebih-lebih di kalangan anak muda, terutama para siswa. Di sejumlah kantin/warung sekolah, hampir-hampir tak satupun yang tidak menyajikan mie pada suguhan dagangannya. Mereka beralasan, selain praktis penyajiannya, mie juga merupakan barang dagangan paling laku dijual.
Mie yang dijual di pasaran,kemasannya ada yang terbuat dari plastik,stereofoam, ada pula yang terbuat dari kertas bungkus nasi atau koran.
Dilihat dari sejarahnya, mie instan pertama kali diciptakan oleh Momofuku Ando pada tahun 1958, yang kemudian mendirikan perusahaan Nissin dan memproduksi produk mie instan pertama di dunia Chicken Ramen. Pada tahun 1971 Nissin memperkenalkan mie dalam gelas bermerk Cup Noodle. Saat ini Indonesia menjadi produsen mie instan terbesar di dunia. Pada tahun 2005, Tiongkok menempati tempat teratas dengan 44,3 milyar bungkus, disusul dengan Indonesia dengan 12,4 miliar bungkus dan Jepang dengan 5,4 miliar bungkus.namun Korea Selatan mengkonsumsi mie instan terbanyak per kapita, dengan rata-rata 69 bungkus pertahun, diikuti oleh Indonesia dengan 55 bungkus per tahun, dan Jepang dengan 42 bungkus per tahun.
Dari sejumlah pengkonsumsi mie, sebagian besar mereka masih kurang menyadari bahwa sesungguhnya mengkonsumsi mie tersebut mempunyai efek yang kurang baik bagi kesehatan, bahkan jika dikonsumsi secara berlebihan dan ketergantungan, atau tidak sesuai dengan prosedur dapat mengakibatkan berbagai dampak negatif bagi kesehatan.
Ada banyak bahaya yang dapat mengancam kesehatanakibat dari mengkonsumsi mie:
·      Pertama. Pembuatan mie pada umumnya dicampur dengan bahan kimia untuk mempertahankan keawetan mie tersebut di dalam plastik. Terlepas berapa kadar bahan kimia yang masuk, yang jelas hal ini sangat berbahaya bagi kesehatan.
·      Kedua, di dalam mie instan biasanya dilengkapi dengan bumbu instan berbagai macam rasa dan selera. Masyarakat tinggal memilih rasa yang diinginkan. Akan tetapi tanpa kita sadari di dalam bumbu mie tersebut terdapat kandungan MSG yang berfungsi untuk menambah sedap rasa makanan. Namun tanpa kita sadari lagi kandungan MSG tersebut sangat berbahaya bagi kesehatan. Cepat atau lambat zat tersebut akan bereaksi di dalam tubuh.
·      Ketiga, ada kebiasaan buruk sebagian besar masyarakat Indonesia yaitu mengkonsumsi mie tanpa dimasak. Selain itu, mie tidak dimasak di atas kompor melainkan mie yang ada di dalam plastik langsung diberi air panas agar mie terasa lembut.Ini biasa dilakukan karena kepraktisannya.
Dilihat secara ilmiah plastik mudah didapat dan sangat fleksibel penggunaannya. Jenis plastik sendiri beranekaragam, ada Polyethylene, Polypropylen, Poly Vinyl Chlorida (PVC), dan Vinylidene Chloride Resin. Secara umum plastik tersusun dari polimer yaitu rantai panjang dan satuan-satuan yang lebih kecil yang disebut monomer. Polimer ini dapat masuk dalam tubuh manusia karena bersifat tidak larut, sehingga bila terjadi akumulasi dalam tubuh akan menyebabkan kanker. Bila makanan dibungkus dengan plastik, monomer-monomer ini dapat berpindah ke dalam makanan, dan selanjutnya berpindah ketubuh orang yang mengkonsumsinya. Bahan-bahan kimia yang telah masuk ke dalam tubuh ini tidak akan larut dalam air sehingga tidak dapat dibuang keluar, baik melalui urin maupun feses (kotoran).
Penumpukan bahan-bahan kimia berbahaya dari plastik di dalam tumbuh dapat memicu munculnya kanker. Sebuah penelitian di Jepang mengindikasikan, Polysterene dapat menjadi penyebab kanker dan berpengaruh pada sistem saraf pusat. Sedangkan Poly Vinyl Chlorida dan Vinylidene Chloride Resin merupakan dioksin, yaitu senyawa kimia yang digolongkan sebagai penyebab utama kanker karena sifatnya sangat beracun. Masing-masing jenis plastik mempunyai tingkat bahaya yang berbeda tergantung dari material plastik dan bahan kimia penyusunnya. Perpindahan monomer-monomer plastik ke dalam makanan dipicu oleh beberapa hal, yaitu panas, asam dan lemak. Semakin tinggi suhu makanan yang dimasukkan ke dalam plastik, semakin cepat terjadi reaksi pemutusan monomer-monomer yang berbahaya bagi tubuh. Jadi, plastik jangan digunakan terlalu lama, terlebih lagi pada suhu yang tinggi.
Solusi terhadap permasalahan di atas antara lain : Pertama, jangan terlalu sering memakan mie instan. Kedua, jika anda sangat ingin makan mie, maka masaklah mie sesuai dengan prosedur yang ada di bungkus mie. Jangan menguhup (memasak mie di dalam kemasan plastiknya). Ketiga, jika anda mengkonsumsi mie, hendaknya dilengkapi dengan sayur dan lauk pauk lainnya(Anekdot : karena bungkus mie berbahaya bagi kesehatan, maka jangan makan bungkusnya, hahaha).

Tidak ada komentar:

Posting Komentar